100 tahun Monumen Lingga Sumedang
4741.JPG
SUMEDANG, (PR).- Menurut sejarah, Monumen Lingga yang kini menjadi ikon Kabupaten Sumedang dibangun tahun 1922 oleh Belanda. Monumen itu dibangun untuk mengenang jasa Bupati Sumedang Pangeran Aria Soeriaatmadja atau Pangeran Mekah (1883-1919). ”Pangeran Mekah berhasil membangun Sumedang. Membangun pendidikannya, pertanian, peternakan, pembinaan akhlak dan moral masyarakatnya,” kata Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.
Dony Ahmad Munir menambahkan, Monumen Lingga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi semua warga Sumedang. ”Kita semua punya kewajiban meneruskan tapak lacak karuhun untuk kemajuan pembangunan Sumedang di segala bidang demi menyejahterakan seluruh warga Sumedang. Tingkatkan partisipasi aktif semua warga untuk membangun Kabupaten Sumedang yang tercinta ini,” katanya.
Dony pun mengaku terinspirasi dan termotivasi tulisan yang tertera di Monumen Lingga yaitu ”Kita sekalian bersama-sama umatnya Tuhan, lagi seasal, dan seturunan. Kalau dipimpin oleh yang paling sempurna dengan hati suci dan bijaksana, aman, dan tentram keadaan negaranya”. ”Sangat menginspirasi saya dalam memimpin Sumedang,” ujarnya.
Pada ”Milangkala Saabad (100 tahun) Lingga” di Alun-alun Sumedang, Kamis (25/4/2019). Pada puncak acara, dilakukan prosesi mencuci Monumen Lingga dengan air doa.
Prosesi pencucian Lingga dilakukan para sesepuh dan tokoh Sumedang yang bertrah bangsawan atau keturunan pangeran. Ada juga masyarakat adat dan para tokoh budayawan Sumedang. Mereka mengenakan pangsi hitam lengkap dengan ikat kepala dan berbagai aksesori kesundaannya.
Sebelum prosesi mencuci Lingga, didahului pembacaan doa-doa dan tawasulan oleh para sesepuh, tokoh adat, serta budayawan. Prosesi doa dilengkapi sesajen dan pembakaran kemenyan. Proses selanjutnya membuka kain putih yang menutupi monumen itu.
Setelah kain putih dibuka, barulah prosesi mencuci Lingga secara simbolis dimulai. Diawali dengan mencipratkan air kembang hanjuang yang sudah dibasahi air doa. Itu dilakukan dengan mengelilingi monumen Lingga secara bergantian. Pencucian Monumen Lingga yang berada di tengah-tengah Alun-Alun Sumedang itu dipimpin Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir. (Adang Jukardi)***
Koran Pikiran Rakyat 26 April 2019 Halaman 10